Kurikulum 2013 Menyeimbangkan Kompetensi Sikap,
Ketrampilan dan Pengetahuan
02/18/2013 (All day)
Malang, Jawa Timur -- Mendikbud menceritakan
bahwa banyak pihak yang mempertanyakan kenapa repot-repot mengubah kurikulum.
Bahkan ada yang mengeritik dengan ungkapan ganti menteri ganti kurikulum.
"Saya katakan, kalau demi peserta didik, tidak perlu merasa repot. Kalau
untuk kemajuan peserta didik, tidak apa-apa dikritik ganti menteri ganti
kurikulum. Yang penting generasi masa depan kita bertambah baik. Itu niat
kita," tutur Nuh.
Dalam pemaparannya ketika menyampaikan materi
kurikulum 2013 di Universitas Islam Malang (Unisma), Sabtu, 16 Februari 2013,
Mendikbud menunjukkan bahwa banyak materi pelajaran dari TIMMS dan PISA yang
seharusnya sudah diajarkan tapi nyatanya belum diajarkan dalam kurikulum kita
sekarang. Akibatnya, prestasi akademik peserta didik kita selalu tertinggal
dari negara-negara lain.
Sebaliknya, tambah Nuh, banyak materi yang
belum waktunya diajarkan namun sudah diajarkan, sehingga membebani para peserta
didik. Misalnya murid-murid kelas satu SD yang baru masuk sekolah dalam minggu
pertama sudah harus bisa menuliskan nama-nama teman sekelasnya beserta alamat
rumahnya.
Disamping itu, kata Mendikbud, pengembangan
Kurikulum 2013 juga didasarkan atas banyak rasionalitas dalam rangka
mengembangkan peserta didik yang kreatif, inovatif, produktif, dan afektif.
Penekanannya tidak lagi pada ranah kognitif atau hafalan belaka, sebagaimana
telah banyak dikritik. Dengan Kurikulum 2013 justeru kita ingin meningkatkan
dan menyeimbangkan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan
(skill) dan pengetahuan (cognitive) di kalangan peserta didik. (IH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar